PENATALAKSANAAN
KURATIF TERBATAS III
“Antiseptic
material using in dentistry clinic”
Disusun
Oleh:
ANGGI
RATNA PRAHESTRI
POLTEKKES
KEMENKES SEMARANG
TAHUN
AJARAN 2017
ABSTRAK
Antiseptik
ialah obat yang dapat meniadakan atau mencegah keadaan sepsis. Antiseptik ialah
zat yang digunakan untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan
mikrooranisme, biasanya merupakan sediaan yang digunakan pada jaringan hidup.
Antiseptik
selalu digunakan dalam berbagai kondisi medis baik untuk membersihkan luka
terbuka ataupun disaat persiapan operasi akan diberikan antiseptik terlebih
dahulu untuk mencegah bakteri bertumbuh dan masuk ke dalam bagian operasi
tersebut.
Antiseptik
berbeda dengan antibiotik dan desinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk
membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan
untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Hal ini disebabkan
antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup
A. Pengertian
.
Antiseptik berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari 2
kata dasar yaitu "Anti" (melawan ) dan "Septikos" (
penyebab kebusukan ), yang berarti zat antimikroba yang dapat dipakai oleh
jaringan hidup untuk mengurangi kemungkinan infeksi dan penyebab pembusukan.
Zat ini dapat menghancurkan mikroorganisme yang bermuatan kuman penyakit tanpa
membayahakan jaringan tubuh. Praktek penggunaan antiseptik dalam perawatan dan pengobatan
luka dipelopori oleh ahli bedah daru Inggris Joseph Lister pada tahun (1865).
Kemudian pada tahun (1929), Hullbassed manufacturer, Albert Reckitt dari
Reckitt dan Sons Ltd., bersama dengan W.C Reynolds mengembangkan sebuah
antiseptik desinfektan
Antiseptik atau antimikroba (istilah yang digunakan
secara bergantian) adalah bahan kimia yang diberikan pada kulit atau jaringan
hidup lain untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (baik sementara maupun
menetap) sehingga mengurangi jumlah bakteri. Contohnya termasuk alkohol (etil
dan isopropil), larutan povidon iodine, iodophors, klorheksidin dan triclosan.
B.
Tujuan
1.
Untuk Mengetahui pengertian antiseptik
2.
Untuk Mengetahui macam-macam antiseptik dengan kelebihan dan kekurangan
3.
Untuk mengetahui penggunaan antiseptik
C.
Pembahasan
Antiseptik Zat kimia
ini penggunaannya diterapkan pada kulit yang hidup atau jaringan tertentu untuk
mencegah terjadinya infeksi dan umumnya tidak terlalu toksik, sehingga tidak
berbahaya bagi kulit. Antiseptik biasanya digunakan saat seseorang mencuci
tangan atau sebelum melakukan tindakan pada pasien. Antiseptik biasanya
mengandung alkohol, chlorhexidine dan anilides
Antiseptik ideal harus memiliki sifat
sebagai berikut:
(1) Harus memiliki spektrum yang luas dari
aktivitas
(2) Harus dapat menghancurkan mikroba dalam
jangka praktis waktu
(3) Harus aktif dalam kehadiran materi
organik
(4) Harus melakukan kontak yang efektif dan
menjadi dibasahi
(5) Harus aktif dalam pH apapun
(6) Harus stabil
(7) Harus memiliki kehidupan rak panjang
(8) Harus cepat
(9) Harus memiliki daya tembus yang tinggi,
(10) Harus tidak beracun, non-alergi,
non-iritasi atau non-korosif
(11) Sebaiknya tidak memiliki bau buruk
(12) Sebaiknya tidak meninggalkan residu
non-volatile atau noda dan
(13) Sebaiknya tidak menjadi mahal dan
harus tersedia dengan mudah.
1.
Efektivitas Antiseptik
Efektivitas antiseptik dalam membunuh
mikroorganisme bergantung pada beberapa faktor yaitu:
. a.
Konsentrasi
Adanya perbedaan efek misalnya pada penggunaan
fenol, bila konsentrasinya dibawah 1% mempunyai efek bakteriostatik. Tetapi
bila konsentrasinya diatas 1,5% mempunyai efek bakterisid.
b.
PH
Efek klorheksidin lebih kuat pada PH
6 daripada PH 9. Juga asam benzoat dan ester esternya lebih aktif pada PH asam
c.
Zat Pelarut
Klorheksidin dalam larutan alkohol
kerjanya fungisid. Sedangkan dalam larutan air hanya berdaya fungisid rendah.
·
Faktor
Mikroba
Semakin banyak jumlah mikroba
semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk membunuhnya. Bentuk Endospora lebih
sulit dibunuh, sedangkan bentuk vegetatif memiliki kepekaan yang bervariasi.
· d.
Faktor Lingkungan
Adanya bahan organik misalnya pus,
darah, saliva atau feces dapat menurunkan kerja antiseptik.
· d.
Waktu
Pemaparan
Larutan iodine 4% membunuh kuman
dalamwaktu 1 menit, sedangkan larutan 1% membutuhkan waktu 4 menit. (Darmadi.
2008)
Antiseptik bekerja melalui bebecara diantaranya :
·
Merusak
dinding sel
·
Mengganggu
sistem enzime kuman
·
Mendenaturasi
protein
·
Merusak asam
nukleat. (Darmadi. 2008)
2. Macam Macam
Antiseptik Serta Kelebihan dan Kekuranganya
Dalam garis
besarnya antiseptik dibagi kedalam beberapa golongan :
1.
Alkohol
2.
Halogen dan senyawanya
·
Iodium
·
Povidon
iodine
·
Yodoform
·
Klorheksidin
3.
Oksidansia
·
Kalium
permanganat
·
Perhidrol
4.
Logam berat dan Garamnya
·
Merkuri
klorida (subllimat)
·
Merkurokrom
(obat merah)
5.
Asam
·
Asam borat
6.
Turunan fenol
·
Trinitrofenol
·
Heksaklorofen
7.
Basa amonium
·
Etakridin
(rivanol)
·
Alkohol
1.
Alkohol
Alkohol adalah antiseptik yang kuat.
Alkohol membunuh kuman dengan cara menggumpalkan protein dalam selnya.
Kuman dari jenis bakteri, jamur, protozoa dan virus dapat terbunuh oleh
alkohol. Alkohol (yang biasanya dicampur yodium) sangat umum digunakan oleh
dokter untuk mensterilkan kulit sebelum dan sesudah pemberian suntikan dan tindakan
medis lain. Alkohol kurang cocok untuk diterapkan pada luka terbuka karena
menimbulkan rasa terbakar.Jenis alkohol yang digunakan sebagai antiseptik
adalah etanol (60-90%), propanol (60-70%) danisopropanol (70-80%)
atau campuran dari ketiganya. Metil alkohol (metanol) tidak boleh
digunakansebagai antiseptik karena dalam kadar rendah pun
dapat menyebabkan gangguan saraf dan masalah penglihatan. Metanol banyak
digunakan untuk keperluan industri.
Keuntungan :Cepat membunuh jamur dan bakteri termasuk
mikrobakteri; isopropil alkohol membunuh sebagian besar virus, termasuk HBV dan
HIV; etil alkohol membunuh semua jenis virus. alkohol tidak mempunyai efek
membunuh yang persisten, pengurangan cepat mikroorganisme di kulit, melindungi
organisme tumbuh kembali bahkan di bawah sarung tangan selama beberapa
jam.Relatif murah dan tersedia di mana-mana.
Kerugian :
-Memerlukan
emulien (misalnya gliserin dan atau propilen glikol) untuk mencegah pengeringan
kulit.
-Mudah
pengeringan kulit.
-Mudah
diinaktivasi oleh bahan-bahan organik.
-Mudah
terbakar sehingga perlu disimpan di tempat dingin atau berventilasi baik.
-Merusak
karet atau lateks.
-Tidak dapat
dipakai sebagai bahan pembersih.
· 2. Yodium
dan iodofor
Yodium atau iodine biasanya digunakan dalam larutan beralkohol (disebut
yodium tinktur) untuk sterilisasi kulit sebelum dan sesudah tindakan
medis. Larutan ini tidak lagi direkomendasikan untuk mendisinfeksi luka ringan
karena mendorong pembentukan jaringan parut dan menambah waktu
penyembuhan. Generasi baru yang disebut iodine
povidone (iodophore), sebuah polimer larut air yang
mengandung sekitar 10% yodium aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak
memperlambat penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit yodium aktif yang
dapat menciptakan efek berkelanjutan. Salah satu merk antiseptik dengan iodine
povidoneadalah betadine.
Keuntungan antiseptik
berbasis yodium adalah cakupan luas aktivitas antimikrobanya. Yodium menewaskan
semua patogen utama berikut spora-sporanya, yang sulit diatasi oleh disinfektan
dan antiseptik lain. Beberapa orang alergi terhadap yodium. Tanda alergi
yodium adalah ruam kulit kemerahan, panas, bengkak dan terasa gatal.
Keuntungan
:
· Efek antimokrobial spektrum
luas.
· Preparat yodium cair murah,
efektif, dan tersedia di mana-mana.
· Tidak mengiritasi kulit atau
selaput lendir, dan ideal untuk pembersihan vaginal.
· Larutan 3% tidak menodai
kulit.
Kerugian :
· Efek antimikrobial lambat
atau perlahan.
· Iodofor mempunyai efek
residual yang kecil.
· Cepat diinaktivasi oleh
material organik seperti darah atau dahak.
· Yodium tinktur atau cairan
dapat mengiritasi kulit dan harus dibersihkan dari kulit sesudah kering (pakai
alkohol).
· Absorpsi yodium bebas
melalui kulit dan selaput lendir dapat mengakibatkan hiptiroidisma pada bayi baru
lahir. Oleh karena itu batasi pemakaiannya
· Reaksi alergi terhadap iodin
dan iodofor dapat terjadi, jadi cek riwayat alergi.
3.Klorheksilenol
Kloroheksilenol (para-kloro-metaksilenol atau PCMX) adalah devisi halogen
dari silenol yang luas tersedia dalam konsentrasi 0,5-4%. Kloroheksilenol
memecahkan mikroorganisme dengan memecah dinding sel. Hal ini merupakan
penghapus kuman yang beraktivitas rendah (Fevero, 1985) dibandingkan dengan
alkohol, yodium, iodofor dan kurang efektif dalam menurunkan flora kulit
daripada CHG atau iodofor (Sheen dan Stiles, 1982). Karena ia menembus kulit,
dapat beracun jika dioleskan pada beberapa bagian dari tubuh, dan tidak boleh
digunakan pada bayi. Meskipun, produk komersil dengan kloroheksilenol dengan
konsentrasi di atas 4% tidak boleh digunakan.
Keuntungan :
·
Aktivitas bersepektrum luas.
·
Hanya sedikit efeknya terhadap materi organik.
·
Efek residu tahan sampai beberapa jam.
·
Minimal efek oleh bahan organik.
Kerugian :
·
Diinaktivasi oleh sabun (surfaktan nonionik), penggunaan untuk persiapan kulit
berkurang.
·
Tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir, karena dapat menyerap dengan cepat
dan potensial meracuni.
4.Triklosan
Triklosan adalah
subtansi tidak berwarna yang terdapat dalam sabun sebagai antimikrobial.
Konsentrasi 0,2-2,0% mempunyai aktivitas antimikrobial sedang terhadap koki
gram positif, mikobakteria dan jamur, tapi tidak terhadap baksil gram negatif,
khususnya P aeruginosa (Larson 1995). Meskipun perhatian ditujukan pada
resistensi terhadap bahan ini bisa berkembang lebih siap dari bahan antiseptik
lain, resistensi pada flora kulit tidak ditemukan penelitian klinis sampai saat
ini.
Keuntungan :
· Aktivitas berspektrum luas
· Persistensi sangat bagus
· Sedikit efeknya oleh bahan organik
Kerugian :
· Tidak ada efeknya terhadap P aeruginosa atau baksil gram negatif lain.
· Bakteriostatik (hanya mencegah pertumbuhan).
· 5. Hidrogen
peroksida
Larutan hidrogen
peroksida 6% digunakan untuk membersihkan luka dan borok. Larutan 3% lebih umum
digunakan untuk pertolongan pertama luka gores atau iris ringan di rumah.
Hidrogen peroksida sangat efektif memberantas jenis kuman anaerob yang tidak
membutuhkan oksigen. Namun, oksidasi kuat yang ditimbulkannya merangsang
pembentukan parut dan menambah waktu penyembuhan. Untung mengurangi efek
sampingnya, hidrogen peroksida sebaiknya digunakan dengan air mengalir dan
sabun sehingga paparannya terbatas. Jika menggunakan hidrogen peroksida
sebagai obat kumur, pastikan Anda mengeluarkannya kembali
setelah berkumur.
· 6. Etakridin laktat (rivanol)
Etakridin laktat adalah senyawa organik berkristal kuning oranye yang
berbau menyengat. Penggunaannya sebagai antiseptik dalam larutan 0,1%
lebih dikenal dengan merk dagang rivanol. Tindakan bakteriostatik
rivanol dilakukan dengan mengganggu proses vital pada asam nukleat sel
mikroba. Efektivitas rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram
positif daripada gram negatif. Meskipun fungsi antiseptiknya
tidak sekuat jenis lain, rivanol memiliki keunggulan tidak mengiritasi
jaringan, sehingga banyak digunakan untuk mengompres luka, bisul, atau
borok bernanah. Bila Anda memiliki bisul di pantat, duduk berendam dalam
larutan rivanol dapat membantu mempercepat penyembuhannya. Untuk luka kotor
yang berpotensi infeksi lebih besar, penerapan jenis antiseptik lain yang
lebih kuat disarankan setelah luka dibersihkan.
·
7. Asam borat
Digunakan
dalam pengobatan infeksi ragi vagina , pada rambut/bulu mata, dan sebagai
antivirus untuk mempersingkat durasi serangan sakit dingin. Dimasukkan ke dalam
krim untuk luka bakar .
3.
Penggunaan antiseptik
Antiseptik terutama digunakan untuk mencegah dan
mengobati infeksi pada luka. Sediaan antiseptik dapatdigunakan untuk mengobati
luka memar, luka iris,luka lecet,dan luka bakar ringan.
Penerapan antiseptik pada luka perlu diikuti pembersihan
dan penutupan luka dengan pembalut agar tetap bersih dan terjaga. Selain itu
antiseptik juga dapat digunakan untuk :
a.
Desinfeksi
Tangan
Menjadi
pengganti atau menyempurnakan membasuh tangan dengan air. Tenaga medis dan
paramedis harus melakukan desinfeksi tangan dengan antiseptik sebelum dan
sesudah melakukan tindakan medis.
b.
Desinfeksi
pra-tindakanora
Antiseptik
diterapkan ke lokasi tindakan untuk mengurangi flora kult.
c.
Desinfeksi
membran mukosa
Irigasi
antiseptik dapat ditanamkan ke dalam uretra, kandung kemih atau vagina untuk
mengobati infeksi atau membersihkan rongga sebelum kateterisasi.
d.
Desinfeksi
mulut dan tenggorokan
Obat
kumur antiseptik dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi mulut dan
tenggorokan.
D.
Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian sebelumnya maka dapat
diperoleh kesimpulan bahwa :
Antiseptik adalah senyawa kimia yang mencegah,
memperlambat atau menghentikan pertumbuhan mikro-organisme (kuman) pada
permukaan luar tubuh dan membantu mencegah infeksi. Beberapa antiseptik
mampu membunuh kuman (bakteriosida), sedangkan yang lain hanya mencegah
atau menghambat pertumbuhan mereka (bakteriostatik). Antiseptik berbeda dengan
antibiotik, yang menghancurkan kuman di dalam tubuh, dan Antiseptik biasanya
mengandung alkohol, chlorhexidine dan anilides.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi.
2008. Infeksi Nosokomial. Jakarta : Salemba Medika.
Lugito, DH Manuel 2013, “kontrol
infeksi dalam kesehatan kerja dalam praktek kedokteran gigi “ Ejournal unair Volume 62.
Ratna, I.Sunoto.2011 “
Tindakan pencegahan penularan penyakit infeksi pada praktek Dokter Gigi Artikel jurnal
Billy, J.Kepel,2015
“Tindakan pencegaan dan pengendalian infeksi pada perawatan periodonsia di
Rumah Sakit Gigi dan Mulut PS PDG FK UNSRAT Jurnal
e-Gigi (eG),Volume 3,Nomor 2.
Jurnal Vokasi Kesehatan:Jojok
heru susatyo (2016) “Perbedaan pengolesan dan pengaruh perendaman alkohol 70%
terhadap penurunan angka hitung kuman pada alat kedokteran gigi”Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
Mulyanti,Sri.2011,Pengendalian
Infeksi Silang di Klinik Gigi :Jakarta.Buku Kedokteran EGC.
Siegel,J.D., Rhinehart E., Jackson
M., Chiarello L, and the Healthcare Infection control Practises Advisory
Committee, 2007 Guideline for Isolation precautions: Preventing Transmission of
infectious agents in healthcare settings. pp. 49, 50-3